Jumat, 27 Januari 2012

TA Intan

MALIOBORO ASET PARIWISATA JOGJAKARTA




Karya tulis ini disusun guna memenuhi tugas-tugas studi dan melengkapi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS)
di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kartasura



Oleh :

Intan Kusumandaru
0911415
XI IPS 3






SMA NEGERI 1 KARTASURA
TAHUN 2011/2011



PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan disahkan :
Di : Sukoharjo
Pada :




Koordinator Karya Tulis Pembimbing



Windiyanti, S.pd Dra. Dwi Prasetyowati
NIP. NIP.


Mengetahui
Kepala Sekolah




Drs. H. Widodo ,M.M.
NIP. 19540812 198003 1 017




PERSEMBAHAN


Karya Tulis ini kupersembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta
2. Bapak dan Ibu Guru
3. Kakak-kakakku terkasih
4. Mega, Ellen, Ibnu, Antin, Dilla, Aeya
5. Teman-teman kelas XII-IPS3
6. Pembaca yang budiman


MOTTO

Tak akan ada waktu dan tempat untuk merubah masa lalu anda tapi akan selalu ada waktu dan tempat dimana anda dapat mengubah masa depan anda. (QS. Al-Muhtaram)

Belum pernah ada seorang dalam sejarah kita yang menuntut kehidupan serba mudah yang namanya layak dikenang. (Shirley Hufstaedler)

Kehidupan ini adalah pendidikan dan karena itu kita senantiasa dalam keadaan belajar. (Bruce Lee)

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin)

Tak mengapa jika orang-orang mengatakan kita masih hijau dan kecil karena itu pertanda masih ada harapan untuk tumbuh dan berkembang dan juga tak mengapa jika orang menganggap kita sudah matang selagi kita tidak merasa matang selagi kita tidak merasa matang dan besar sendiri karena jika demikian maka akan sulit untuk tumbuh & berkembang lagi dan itu berarti tinggal menunggu busuk dan jatuh. (Kata-kata Bijak Kehidupan)



KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya, karya tulis ini akhirnya dapat penulis selesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya tulis ini banyak menemui hambatan dan kesulitan. Tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penyusunan karya tulis ini tidak akan terlaksana sebagaimana mestinya. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Widodo, MM, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura.
2. Ibu Windiyanti, S.Pd selaku koordinator karya tulis
3. Ibu Dra. Dwi Prasetyowati selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini hingga selesai.
4. Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Kartasura
5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak membantu dan mendorong samangat penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
6. Teman-teman terbaikku (Kelas XII-IPS3) yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
7. Sahabat-sahabat terbaikku yang tak pernah henti memberikan motivasi kepada penulis.
8. Semua pihak yang tida dapat penulis sebutkan satu persatu yang banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Akhir kata, penulis mengharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, khususnya SMA N 1 Kartasura.
Sukoharjo, Oktober 2011
Penulis


Intan Kusumandaru
NIS. 0911415

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Karya Tulis
BAB II. PENGERTIAN UMUM (KAJIAN TEORI)
A. Pengertian Aset
B. Pengertian Pariwisata
BAB III. PEMBAHASAN
A. Sejarah Kawasan Wisata Malioboro
B. Event pariwisata yang diadakan di Malioboro
C. Ciri khas Malioboro
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era sekarang kebutuhan manusia akan suatu hal sudah mencapai pada titik dimana mau tidak mau harus untuk dipenuhi. Bukan kebutuhan primer melainkan kebutuhan yang memang ditekankan pada hubungan jiwa dan fikiran. Khususnya bagi orang-orang yang tinggal di suatu tempat yang hanya berkutik dengan waktu dan fikiran. Sehingga secara otomatis tubuh mereka dituntut untuk selalu siap dengan tanggung jawab yang mereka emban. Namun hampir tidak sadar bahwa fisik atau badan yang selalu di tuntut untuk selalu siap itu juga butuh mengalami suatu proses peregangan sesusai kebutuhan. Bukan hanya di satu tempat, namun akan lebih baik lagi jika itu dilakukan di kawasan yang memang menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi para pengunjungnya. Kawasan itu adalah kawasan pariwisata. Inilah kebutuhan yang hampir jarang di fikirkan oleh orang-orang yang sudah sibuk dengan pekerjaan mereka.
Pariwisata adalah suatu kebutuhan manusia bukan primer namun berpengaruh bagi pikiran dan jiwa para pelakunya . Saat berpariwisata maka konsentrasi akan di penuhi dengan pemikiran-pemikiran yang segar. Dan jelas hasil kerja pun akan lebih baik. Di Indonesia, ada berbagai macam kawasan wisata yang sengaja di kelola oleh dinas terkait agar para pengunjung nyaman dan mendapatkan kepuasaan saat atau setelah merasakan sarana yang ada di kawasan tersebut. Beberapa jenis pariwisata yang banyak d kunjungi para pelancong ialah wisata air, wisata alam, wisata kuliner dan tentu yang banyak peminatnya adalah wisata belanja. Salah satu sudut dikota Jogjakarta, menawarkan pengalaman tersebut. Berbagai kawasan wisata yang ada di kota ini, namun tetap primadonanya ialah kawasan wisata Malioboro. Seperti sudah tertanam dibenak para wisatawan jika mereka ditanya atau berbincang mengenai pariwisata di Jogjakarta maka tempat ini memang tidak pernah ketinggalan menjadi buah bibir. Harga yang terjangkau, model barang yang diinginkan, serta suasana yang sangat khas menjadi magnet yang dimiliki kawasan ini.
Malioboro adalah kawasan yang unik, para pedagang disini berada dalam suatu toko dan memajang dagangannya sepeti layaknya penjual. Tetapi hanya melipat dan menumpuk dagangan di meja yang telah mereka sediakan dan berderet d sepanjang jalan.
Berbagai jenis pariwisata yang ada di kota satu ini, namun kawasan wisata Malioboro adalah salah satu tempat yang tidak bisa dilewatkan. Di sebut-sebut sebagai salahsatu ikon wisata Yogyakarta, Malioboro menjadi aset wisata yang menjanjikan. Karya tulis ini berjudul ''MALIOBORO ASET WISATA YOGYAKARTA''.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah kawasan wisata Malioboro ?
2. Apa sajakah event pariwisata yang diselenggarakan di Malioboro ?
3. Apa sajakah ciri khas Malioboro ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah kawasan wisata Malioboro.
2. Mengetahui event pariwisata yang diselenggaraka di Malioboro.
3. Mengetahui ciri khas Malioboro.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pembuata karya tulis ini menggunakan Metode Observasi. Metode Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis terjun langsung ke lapangan menjadi pertisipan (observer partipartif) untuk menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian.

E. Sistematika Karya
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penelitian
E. Sistematika Karya Tulis
BAB II. PENGRTIAN UMUM (KAJIAN TEORI)
A. Pengertian Aset
B. Pengertian Pariwisata
BAB III. PEMBAHASAN
A. Sejarah kawasan wisata Malioboro
B. Event pariwisata yang diselenggarakan di Malioboro
C. Ciri khas Malioboro
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
PENGERTIAN UMUM (KAJIAN TEORI)

A. Pengertian Aset
Aset / Harta / Aktiva
1. Adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan atau instansi. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut Ekuitas / Equities yang mendatangkan manfaat di masa yang akan datang.
2. Adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberi manfaat usaha dikemudian hari.
Orang-orang biasa menggunakan istilah ini dalam bidang ekonomi, sesuatu yang dapat di manfaatkan / memberi manfaat dikemudiaan hari bagi yang memilikinya.

B. Pengertian Pariwisata
Pariwisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian Pariwisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Pariwisata menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat tujuan itu.
Pariwisata menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre, menyatakan bahwa Pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang asing tersebut tidak melakukan suatu pekeerjaan yang penting ( Major Activity ) yang memberi keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara.
Pariwisata menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 166) adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri / diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dia alami dimana ia memperolehpekerjaan tetap.
Kemudian pada angka 4 didalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :
1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Pengusaha obyek dan daya tarik wisata, seperti :kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi,makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah : pantai, keindahan alam, air terjun, danau, gunung, lembah, bukit dan sebagainya.
3. Pengusaha jasa dan sarana pariwisata, yakni :
a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata)
b. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya.
c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh H. Kodhayat (1983 : 4) pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ketempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

1. Jenis-jenis pariwisata
Jenis-jenis pariwisata ini muncul dikarenakan di setiap daerah maupun suatu negara umumnya dapat menyajikan berbagai atraksi wisata agar dapat menarik para wisatawan agar berkunjung ke daerah tersebut. Dari hal tersebut, maka terdapat beberapa jenis pariwisata, antara lain :
a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)
Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mendapat ketenangan di luar kota atau sebaliknya untuk menikmatihiburan di kota besar. Jenis pariwisata ini menyangkut berbagai unsur yang sifatnya berbeda. Hal ini disebabkan karena pengertian pleasure sendiri mempunyai kadar yang berbeda, sesuai dengan karakter, cita rasa, latar belakang kehidupan serta dari masing-masing individu
b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari libur untuk benar-benar beristirahat, melepaskan segala keletihan dan kelelahan, dengan mengunjungi tempat-tempat yang dianggap dapat manjamin tujuan rekreasi mereka, seperti tepi pantai atau pegunungan dengan tujuan agar mereka menemukan ketenangan. Dimana ketenangan itu tidak mereka dapatkan pada waktu mereka sibuk dengan pekerjaan mereka pada hari-hari efektif bekerja.
c. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat riset, mempelajari adat istiadat, mengunjungi monumen bersejarah, dan atau mengunjungi kawasan-kawasan wista yang memang dikhususkan untuk mempelajari budaya suatu kawasan. Seperti keraton yang biasa menjadi pusat budaya dan kebiasaan yang masih terjaga dari zaman dulu hingga saat ini. Ataupun kawasan yang sudah dikemas sedemikian rupa agar pengunjung mudah dalam menikmati suguhan kebudayaan yang sengaja di tampilkan di kawasan tersebut. Adalah kawasan desa wisata yang kini banyak dikelola, yang menyuguhkan tampilan wisata yang sangat kental akan budayanya.
d. Pariwisata untuk olahraga (Sport Tourism)
Jenis pariwisata ini dibagi menjadi dua :
1. Big Spot Events, yaitu peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade, yang menarik pehatian tidak hanya untuk olahragawan sendiri, tetapi juga ribuan penonton.
2. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, memancing, menyelam, dll.
e. Pariwisata untuk urusan dagang (Business Tourism)
Banyak kontrofersi yang muncul terkait jenis pariwisata ini. Beberapa ahli teori beranggapan bahwa perjalanan untuk keperluan usaha tidah dapat dianggap sebagai perjalanan wisatakarena unsur voluntary atau sukarela tidak terlibat. Menurut para ahli, perjalanan usaha ini adalah suatu bentuk professinal travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan yang tidak memberikan pilihan bagi pekerjaan untuk menentukan daerah tujuan atau waktu perjalanan. Jadi dapat bertujuan dimana saja dan dalam jangka waktu yang cukup bagi dia menyelesaikan urusan yang memang menjadi tujuan utama baginya datang di kawasan tersebut.
f. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)
Banyaknya konvensi atau konferensi nasional maupun internasional membuat banyak negara berusaha untuk menyiapkan dan mendirikan tempat atau membangun pusat-pusat konferensi yang lengkap dan menggunakan teknologi mutakhir yang menjamin efisiensi operasi konferensi. Hal ini dikarenakan mereka mulai menyadari besarnya potensi yang dihasilkan dari jenis pariwisata ini, dimana ribuan peserta yang hadir dalam konferensi tersebut terkadang tinggal dalam beberapa hari di negara penyelenggara.
2. Kawasan wisata yang ada di Jogjakarta
a. Candi Borobudur
Candi terbesar di Indonesia dan pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 7 kajaiban dunia ini sebenarnya terletak di Magelang, sekitar 1,5 jam perjalanan dari kota Jogjakarta. Wisatawan dapat mengambil paket wisata dari Jogja dengan menggunakan travel untuk mengunjungi Borobudur. Harga paket beragam antara 150.000.00 s/d 250.000,00 / orang, biasanya sudah termasuk objek wisata lain. Apabila ingin mencoba berkendara umum sendiri, anda bisa pergi ke terminal Jombor, Jogjakarta, dari situ bisa mengambil bus yang langsung menuju terminal Borobudur. Dari terminal perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan becak dengan tarif sekitar 5000,00.
b. Keraton
Saat sekarang Keraton Jogjakarta merupakan rumah tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku gubernur sekaligus Raja, inilah yang membuat Jogjakarta disebut sebagai daerah istimewa. Keraton sendiri merupakan suatu komplek besar, termasuk didalamnya pemandian Taman Sari.
c. Kaliurang
Terletak di Kabupaten Sleman tepatnya di perbatasan dengan provinsi Jawa Tengah, Kaliurang adalah sebuah tempat yang terletak di kaki Gunung Merapi yang berudara sejuk, oleh karena itu di sini didapatkan banyak vila-vila penginapan dan wisma. Tempat yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri adalah Tlaga Putri. Udara disini sejuk dan bersih, jauh dari polusi kota besar, pemandangannya indah berlatar belakang Gunung Merapi yang merupakan salah satu Gunung berapi di dunia.
d. Parangtritis
Parangtritis adalah salah satu tempat wisata yang pantai di Jogjakarta, terletak sekitar 27 KM dari kota Jogjakarta, pantai ini merupakan pantai yang landai dengan pemandangan yang indah. Parangtritis juga merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Kraton Yogyakarta, pada saat itu pantai akan sangat ramai dan menarik terutama dari sisi wisata kebudayaan.
e. Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan candi kedua terbesar setelah candi Borobudur. Candi ini terletak di perbatasan Yogyakarta dengan provinsi Jawa Tengah, atau sekitar 20KM ke arah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo. Candi Prambanan merupakan bangunan batu yang sangat megah, bangunan utama candi ini dikelilingi oleh candi-candi lain yang konon berjumlah ratusan.
f. Jalan Malioboro
Siapa tidak kenal jalan Malioboro, kawasan yang merupakan salah satu ikon kota Yogyakarta. Wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta pasti menyempatkan diri berkunjung ke kawasan ini. Tidak salah jika kawasan ini disebut-sebut salah satu ikon kota Yogyakarta, mengapa, karena semua orang yang berkunjung kemari akan selalu ingin untuk mengulang perjalanan ke Malioboro. Jadi wisatawan akan selalu ada, bukan hanya dihari libur saja namun dihari biasa pun kawasan Malioboro selalu penuh oleh pengunjung yang ingin membuktikan bahwa memang benar kawasan ini menyenangkan. Dan bukan hanya wisatawan domestik saja, namun wisatawan manca negara pun ikut menawar harga di tiap-tiap lapak pedagang. Ya, memang hal yang paling menarik di sini adalah harga barang yang ditawarkan para pedagang sangat terjangkau. Bahkan bagi kantong pelajar, namun jika pandai menawar harga itu bisa manjadi semakin murah dan pasti bagi para penghobi belanja ini merupakan kawasan yang sudah tidak diragukan lagi.


BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kawasan Wisata Malioboro
Jogja dengan misterinya, jogja dengan susana sepinya. Tidak ada yang istimewa dari kota bernama Yogyakarta, selain satu-satunya wilayah yang terbebas dari intervensi Belanda, tentu ini bukan tanpa alasan karena Sultan Hamangkubuana 9 adalah teman sekolah Ratu Belanda. Sejarah Malioboro diawali pada pemerintahan Sultan Hamanagkubuana I. Saat itu beliau mengangkat kapiten seorang berdarah Cina, Tan Jin Sing, pada 1755 dan memiliki nama jawa Setjodingrat dan tinggal di ndalem Setjodingratan. Perlahan namun pasti disekitar kawasan Setjoningratan menjadi semacam kompleks pecinan. Ini bisa dilihat dari rumah-rumah toko yang menjual barang-barang kelontong, emas dan kain. Hal ini juga ditunjang karena tersingkirnya para pedagang tionghoa dari basis bisnis Jogja kala itu di wilayah Kotagede.
Malioboro adalah kanal bisnis bagi kelompok Tionghoa yang dimasa lalu memiliki hubungan naik turun dengan kekuasaan Kesultanan Yogyakarta. Di Kotagede, kaum Tionghoa tidak diperbolehkan berdagang karena memang sudah ada mayoritas pebisnis pribumi seperti Kelompok Kalang dan Kelompok pedagang Muslim yang melingkar pada organisasi Muhammdijah. Di tengah kota kelompok Tionghoa ini menjadikan Malioboro sebagai daerah modal untuk mengembangkan bisnisnya. Perang Jawa tidak akan bisa lepas dari percaturan politik Tionghoa. Tokoh seperti Tumenggung Secodiningrat. Sejarah Secodiningrat adalah sejarah percampuran juga sejarah politik dan kebencian rasial. Politik Cinta-Benci yang selalu menandai sejarah kekuasaan Jawa-Mataram ini ternyata mendapatkan tempat dalam cerita jalan Malioboro. Di jaman Secodiningrat inilah jalan Malioboro menjadi saksi beberapa intrik kraton yang kemudian juga melibatkan ketidaksenanagan Paku Alam terhadap peran Secodiningrat.
Sekitar tahun 1916 kawasan pecinan yang berkembang di wilayah Secodiningratan yaitu sebelah timur kantor pos besar., mulai menjadi basis bisnis menyaingi wilayah Kotagede. Apalagi setelah dibangun pasar Gedhe (yang sekarang dikenal dengan pasar Bringhajo) dan mulai beroprasi tahun 1926, geliat ekonomi di kawasan ini mulai beranjak baik. Padahal sebelumnya jalan ini hanyalah jalan biasa yang jarang dijamah kecuali sebagai tempat lewat menuju keraton. Kawasan Pecinan mulai meluas ke utara, sampai ke stasiun Tugu yang dibangun pada 1887 dan Grand Hotel De Yogya yang berdiri pada 1911, kini Hotel Garuda. Malioboro menjadi penghubung titik stasiun sampai benteng Ruaternburg (kini Vredeburg) dan Keraton. Rumah toko menjadi pemandangan lumrah di sepanjang jalan ini. Karena itu, secara kultural ruang Malioboro merupakan gabungan dua kultur dominan, yakni Jawa dan Cina
Malioboro berarti jalan bunga (mungkin untuk menghubungkan dengan pasar kembang disebelah utara) sebelum menjadi pusat niaga hanyalah jalan luji kebon. Perkembangan Malioboro selain ditunjang oleh bakat bisnis orang-orang Tionghoa juga ditunjang oleh posisi yang strategis dalam filosofi garis imajiner Jogja. Muncul dan berdirinya bangunan-bangunan strategis juga berperan pada perkembangan Malioboro seperti pasar Bringharjo, hotel Grand Jogja hingga stasiun Tugu. Hingga kini Malioboro menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah intrik kehidupan Jogja. Selain sejarah intrik dagang, Malioboro adalah saksi bisu penangkapan Soekarno saat agresi militer 2 Belanda, saksi pertempuran 6 jam. Hingga kini di Malioboro juga menjadi pusat dari pemerintahan Jogja dengan berdirinya kantor-kantor pemerintahan.

B. Event Pariwisata yang diselenggarakan di Malioboro
23 Juni 2011
Merupakan event unggulan di kawasan Malioboro yang memang dikemas secara apik karena memang menjadi acara rutin. Adalah Event festival tahunan Festival Malioboro 2011 kembali digelar Dinas Pariwisata DIY. Festival Malioboro 2011 diselenggarakan di empat titik keramaian yang ada di jalan Malioboro yaitu Parkir Abu Bakar Ali, sepanjang jalan Malioboro, Benteng Vredreburg dan Dinas Pariwisata Provinsi DIY. Festival tahun ini mengususng tema '' Malioboro : Gema Istimewa Untuk Indonesia ''. Konsep festival melibatkan seluruh lapisan masyarakat dengan meyelenggarakan kegiatan seni budaya. Dengan diawali Lomba Sapta Pesona Stand Lesehan PKL Malioboro yang ada di jalan Malioboro serta lomba Fotografi Pariwisata di Benteng Vredreburg. Pergelaran '' Harmoni untuk Indonesia '' menjadi acara puncak Festival Malioboro 2011 dengan menghadirkan tema '' Spirit Indonesia ''. yang menampilkan dalang Ki Alibiono SSn, Dewi Rengganis (sinden opera Van Java), koreografer Nunik Widiasih, M.Sn, komposer Ketut Idep M.Sn dan Sukirno sebagai penata busana.
3 Agustus 2011
Persembahan Pameran Tunggal Komroden. Museum Dan Tanah Liat (MDTL) menyelenggarakan Pameran Tunggal Komroden Haro berjudul ''Mencatat Batu'' yang diselenggarakan Sabtu-Minggu. Komroden Haro adalah salah satu seniman Yogyakarta yang memiliki dedikasi luar biasa terhadap seni patung sejak 1985 ketika mencari ilmu di ISI Yogyakarta.
5 Agustus 2011
Komunitas motor Yogyakarta bekerjasama dengan Taman Budaya Yogyakarta menggelar Pameran Seni Rupa The Art of Motorcycle Tribute to Nurkholis. Pameran Seni Rupa ini sesuai dengan namanya di abadikan to Nur Kholis seniman Jogja yang belum lama meninggal.
8 Agustus 2011
Sangkring Art Project akan menyelenggarakan Pameran Tunggal Abu Bakar berjudul '' Abu Bakar : Menyingkir '' menjadi representasi keberadaan seorang Abu Bakar yang kini tinggal di sebuah desa kecil di lereng gunung Merapi yang masuki wilayah Klaten.
3 September 2011
Puluhan elemen kelompok masyarakat Yogyakarta akan memperingati Amanat 5 September 1945 dengan menyelenggarakan Syawalan Akbar berupa karnaval golong giling keistimewaan Yogyakarta.
9 September 2011
Salah satu kelompok teater Jogja, TeaterSeni Teku kembali mementaskan karya teater terbaru. Pertunjukan teater produksi ke-4 Seni Teku menampilkan judul '' Mencari Bapa ''
18 September 2011
Jogja International Perfoming Arts Festival (JIPA Fest) untuk yang keenam kalinya digelar. JIPA Fest diharapkan mampu memberikan sajian yang dapatmengembalikan semangat untuk terus berkarya dan menginspirasi masyarakat untuk lebih kreatif dan mengembangkan apresiasinya dibidang seni.

C. Ciri khas Malioboro
Surga Cinderamata
Menikmati pengalaman berbelanja, berburu cinderamata khas Jogja, wisatawan dapat berjalan kaki sepanjang bahu jalan yang berkoridor. Di sini akan ditemui banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya mulai dari produksi batik, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu (gantungan kunci, lampu hias dan lain sebagainya), blangkon (topi khas Jawa/Jogja), lukisan serta barang – barang perak, hingga pedagang yang menjual pernak – pernik umum yang banyak ditemui di tempat lain. Sepanjang bahu jalan, wisatawan selain dapat berbelanja dengan tenang dalam kondisi cerah maupun hujan, juga bisa menikmati pengalaman berbelanja yang menyenangkan saat menawar harga. Jika beruntung, bisa berkurang sepertiga atau bahkan separuhnya.
Jangan lupa untuk menyissakan sedikit tenaga. Masih ada pasar tradisional yang harus dikunjungi. Di tempat yang dikenal dngan Pasar Bringharjo, selain wisatawan bisa menjumpai barang – barang sejenis yang dijual di sepanjang bahu jalan, pasar ini menyediakan beraneka ragam produk tradisional yang lebih lengkap. Selain produk lokal Jogja, juga tersedia produk daerah tetangga seperti batik Pekalongan atau batik Solo. Mencari batik tuli atau batik print atau sekedar mencari tirai penghias jendela dengan motif unik serta sprei indah bermotif batik. Tempat ini akan memuaskan hasrat berbelanja barang- barang unik dengan harga yang lebih murah.
Benteng Vredeburg dan Gedung Agung
Di ujung jalan '' karangan bunga '' ini, wisatawan dapat mampir sebentar di Benteng Vredeburg yang berhadapan dengan Gedung Agung. Benteng ini dulunya merupakan basisi perlindungan Belanda dari kemungkinan serangan pasukan Keraton. Seperti lazimnya setiap benteng, tempat ini dibangun pada tahun 1765 ini berbentuk tembok tinggi persegi melingkari areal di dalamnya dengan menara pemantau di empat penjurunya yang digunakan sebagai tempat patroli. Dari menara paling selatan, sempatkan menikmati pemandangan ke Keraton Kesultanan Yogyakarta serta beberapa bangunan historis lainnya.
Sedangkan Gedung Agung yang terletak di depannya pernah menjadi tempat kediaman Kepala Administrasi Kolonial Belanda sejak tahun 1946 hingga 1949. Selain itu sempat menjadi Istana Negara padamasa kepresidenan Soekarno ketika Ibukota Negara dipindahkan ke Yogyakarta.
Lesehan Malioboro
Adalah sebuah tawaran yang tidak dapat ditolak jika mendengar lesehan Malioboro. Lesehan Malioboro adalah tempat makan yang ada di sepanjang jalan Malioboro. Seperti namanya, ciri khas Malioboro ini menawarkan suasana makan yang dengan cara lesehan atau duduk dibawah beralaskan tikar. Jadi lesehan malioboro bukanlah nama suatu tempat, tapi menikmati makan dengan duduk di lantai beralaskan tikar.
Saat matahari mulai terbenam, ketika lampu – lampu jalan dan pertokoan mulai dinyalakan yang menambah indahnya suasana Malioboro, satu persatu lapak lesehan mulai digelar. Makan khas Jogja seperti gudeg atau pecel lele bisa dinikmati disini selain masakan oriental ataupun seafood serta masakan Padang. Dan yang menjadi daya pikat di lesehan Malioboro adalah saat kita menyantap makanan yang telah tersedia, kita ditemani dengan alunan tembang keroncong yang menambah terasa suasana Jogja. Bukan hanya tembang keroncong saja namun kita dapat memesan lagu seperti yang diinginkan seperti lagu – lagu lawas yang dapat mengingatkan pada suatu waktu dimana kita mengenang lagu tersebut. Atau dapat bernostalgia bersama sesorang saat makan dan mendengar lantunan temabang – tembang lawas di sana. Dan semua ini dapat kita temukan di Malioboro. Tidak hanya pada malam hari libur, namun tiap malam di Jalan Malioboro.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan beberapa pejelasan mengenai kawasan wisata Malioboro seperti tertulis pada halaman sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan seperti berikut :
1. Menambah wawasan mengenai sejarah kawasan wisata Malioboro, sehingga dapat lebih menjaga dan melestarikan serta merawat tiap – tiap bagian dari kawasan Malioboro ini.
2. Mengetahui event - event pariwisata yang ada dan telah berlangsung di kawasan Malioboro, yang biasa diikuti oleh paguyuban – paguyuban pelestari kebudayaan. Sehingga lebih dapat mengetahui apa saja kebudayaan yang kita miliki.
3. Mengetahui ciri khas Malioboro yang pasti banyak diburu oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun manca negara.

B. Saran-saran
Saran penulis dari kesimpulan di atas adalah agar tiap-tiap wisatawan dapat menjaga kebersihan serta melestarikan apa yang telah ada. Tidak merusak bahkan memperburuk hal yang sudah baik. Dan Dinas Pariwisata Provinsi Yogyakarta dapat meningkatkan sarana dan prasarana bagi para wisatawan agar lebih nyaman dan tidak ragu untuk mengulang perjalanan keata Malioboro.


DAFTAR PUSTAKA

Ridjal D. Samsul, 1997. Peluang Pariwisata Mutiara Sumber Widya, Benih Kecerdasan
Soekardijo R.G 1997. Anatomi Pariwisata (memahami Pariwisata Sebagai '' systemic Lingkage ''). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Yoeti, Oka. A 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
www.indotraverlers.com
www.indotravel.com
http://www.Jogjanews.com
http://www.kamus besar bahasa Indonesia.com
http://www.kebumen.go.id/data/program-daerah/sapta-pesona/saptapesona.htm
www.kompas.com
www.wikipedia bahasa Indonesia.com
http://www.wisataIndonesia.com
http://yogyayes.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar