Rabu, 23 Mei 2012

Masalah dan Solusinya ( by Dilla Ayu )


BORAKS PADA MAKANAN

Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Seperti halnya Boraks, boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Boraks  memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.

Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya. Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan boraks
  •  Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
  • Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
  • Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang
  • Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
  • Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.

SOLUSI

  • Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia
  • Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
  • Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
  • Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
  • Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
  • Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.




NARKOBA DI SEKOLAH

Beberapa hari lalu, sejumlah stasiun televisi menanyangkan liputan tentang maraknya peredaran narkoba di kalangan pelajar. Dalam tayangan tersebut diungkapkan bahwa ketika diadakan razia di sekolah-sekolah, sejumlah siswa SMP dan SMA kedapatan menyimpan berbagai jenis narkoba, dari pil koplo sampai ecstasy. Setelah diinterogasi, beberapa siswa mengaku sudah memakai barang haram tersebut sejak lama, bahkan ada di antara mereka yang tidak hanya sebagai pemakai, tetapi juga sebagai pengedar. Kenyataan miris ini tentu menghentakkan kita semua, khususnya dunia pendidikan kita. Lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi wadah bagi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dengan seperangkat intelektualitas, moralitas dan spiritualitas memadai, ternyata telah dicemari oleh perilaku sejumlah oknum siswa yang tidak bertanggungjawab. Kenyataan ini juga seharusnya membelalakkan mata kita, bahwa dunia pendidikan di negeri ini sedang menghadapi sebuah ancaman besar, yakni jeratan narkoba, yang setiap saat siap menghancurkan masa depan anak bangsa ini.

Ironisnya, kita seolah menutup mata dan telinga kita, tidak peduli dengan kondisi riil yang sangat kritis dan memprihatinkan ini. Kita hanya berpangku tangan, dan menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab atas persoalan narkoba ini kepada pemerintah. Padahal, kita tahu sejauh ini belum tampak hasil maksimal yang ditorehkan pemerintah dalam menangani kasus narkoba, yang kian hari kian mengkhawatirkan ini. Tak dinafikan memang, pemerintah mempunyai Badan Narkotika Nasional (BNN), yang menangani segala persoalan berkaitan dengan masalah narkoba. Tetapi, untuk masalah yang sangat besar ini, rasanya tidak cukup hanya mengandalkan sebuah lembaga pemerintah saja. Dalam hal ini, peran serta aktif masyarakat dalam menanggulangi serta menghalau ancaman bahaya narkoba merupakan kebutuhan mendesak yang tak dapat ditunda lagi. Mencermati fenomena maraknya pemakaian narkoba di kalangan pelajar akhir-akhir ini, membersitkan sebuah pertanyaan di benak penulis, dan mungkin juga kita semua, solusi apa guna pencegahannya???

SOLUSI

·         Pendekatan agama. Melalui pendekatan ini, mereka yang masih ‘bersih’ dari dunia narkoba, senantiasa ditanamkan ajaran agama yang mereka anut. Agama apa pun, tidak ada yang menghendaki pemeluknya untuk merusak dirinya, masa depannya, serta kehidupannya. Setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi mereka yang sudah terlanjur masuk dalam kubangan narkoba, hendaknya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mereka yakini. Dengan jalan demikian, diharapkan ajaran agama yang pernah tertanam dalam benak mereka mampu menggugah jiwa mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
·         Pendekatan psikologis. Dengan pendekatan ini, mereka yang belum terjamah ‘kenikmatan semu’ narkoba, diberikan nasihat dari ‘hati ke hati’ oleh orang-orang yang dekat dengannya, sesuai dengan karakter kepribadian mereka. Langkah persuasif melalui pendekatan psikologis ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam ‘kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata.
·         Pendekatan sosial. Baik bagi mereka yang belum, maupun yang sudah masuk dalam ‘sisi kelam’ narkoba, melalui pendekatan ini disadarkan bahwa mereka merupakan bagian penting dalam keluarga dan lingkungannya. Dengan penanaman sikap seperti ini, maka mereka merasa bahwa kehadiran mereka di tengah keluarga dan masyarakat memiliki arti penting.




BUDAYA MEROKOK PADA USIA DINI

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan(reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Maraknya penggunaan rokok dikalangan remaja pada zaman sekarang ini dikarenakan masih banyaknya siswa yang tidak paham terhadap masalah kesehatan, walaupun pada bungkus rokok sudah tertera penyebab dari rokok yaitu “Merokok dapat menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan gangguan Kehamilan serta Janin”.

Kita ketahui banyak siswa sebelum berangkat maupun sesudah selesai sekolah banyak yang merokok sambil nongkrong. Memang pada masa muda sakit akibat rokok yaitu paru-paru tidak terasa, namun nanti pada saat usia diatas 40 tahun, baru macam-macam penyakit akan muncul seperti yang tertera pada bungkus rokok tersebut. Berdasarkan dari masalah tersebut para pakar Guru-Guru SeJember (GGS) memberikan solusi yaitu dengan cara mengusahakan kurikulum tentang kesehatan (akibat dari merokok) disekolah-sekolah khususnya kalangan remaja dewasa ini.

SOLUSI

Peran Orangtua  dan Guru :
·         Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
·         Membekali anak dengan dasar moral dan agama
·         Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak, menjalin kerjasama yang baik dengan guru
·         Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat
·         Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak, hindarkan anak dari NAPZA
·         Bersahabat dengan siswa, Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
·         Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan Ekstrakurikuler
·         Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
·         Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
·         Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
·         Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
·         Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek Setempat
Peran Pemerintah dan masyarakat :
·         Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
·         Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain
·         Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
·         Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas
·         Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
·         Pemerintah membuat Undang-undang yang isinya yaitu boleh merokok namun harus diatas umur 25 tahun, sebab umur 25 tahun  keatas itu sudah dewasa sudah tahu dengan hal yang menyangkut dirinya sendiri baik yang merugikan maupun yang menguntungkan bagi dirinya




KENAKALAN REMAJA SEBAGAI PERILAKU MENYIMPANG


Sebenarnya kenakalan remaja tuh kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang  tidak bisa diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang dilakuin oleh remaja. Dampaknya nih perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri plus orang-orang di sekitarnya.
Para ahli pendidikan sependapat kalo remaja tuh mereka yg berusia skitar 13-18 tahun. Nah Pada usia tersebut, seseorang udah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang buat dapat dikatakan dewasa karena masih berada pada masa transisi, dan proses pencarian jati diri. Emang diluar batas kewajaran kalo usia remaja ngelakuin hubungan seks bebas, narkoba en tindak kriminal. Dari informasi yg ada kenakalan remaja dewasa ini ningkat tajam, dan itu bisa aja disebabkan karena prubahan zaman yg begitu cepat, kalo bahasa gaulnya disebut “Shock Kultural”.

Keluarga dan lingkungan juga berperan penting, kalo keluarga dan lingkungan ngajarin nilai-nilai moral yang baik maka otomatis dong kita ga akan terjerumus, tapi balik lagi ke iman kita, walaupun keluarga dan lingkungan baik tapi kalo iman kita lemah maka dia bisa bikin kerusakan. Dan kalo keluarga dan lingkungan ga mengarahkan kita ke kebaikan maka secara otomatis yg kita lakuin pun hanya kerusakan-kerusakan, tapi kalo iman individu itu kuat maka ga akan terpengaruh walau pun keluarga dan lingkungan ga mendukung pada arah yg baik.
Pendidikan menjadi faktor yang berperan penting untuk mendukung maupun menghambat kerusakan (peradaban umat manusia) ini. Baik ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum sangat menentang kerusakan ini. So peningkatan pendidikan sangat diperlukan buat mengatasi masalah besar ini .

SOLUSI

·         Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
·         Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
·         Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
·         Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
·         Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
·         Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
·         Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
·         Orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.





POLUSI UDARA


POLUSI udara kota di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya di Jakarta, telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko kanker darah. Namun, jarang disadari, entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah mulai turun hujan, tetapi coba sempatkan menengok ke langit saat udara cerah sejak pagi sampai sore hari. Langit di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia sudah tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Diperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru dan saluran pernapasan dengan sangat bermakna. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Kesemuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor.

WHO memperkirakan bahwa 70 persen penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10 persen sisanya menghirup udara yang bersifat "marjinal". Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang berisiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.

SOLUSI

·         Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
·         Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
·         Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
·         Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan "polisi tidur" justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
·         Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
·         Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.



GLOBAL WARMING


Sebagian kalangan sudah mengerti tentang pemanasan global atau yang bahasa inggrisnya global warming. Pemanasan global adalah proses perubahan alam atau iklim yang tidak wajar hal ini di tandai dengan naiknya suhu rata – rata di atmosfer , laut dan bumi.  Seperti yang kita telah tahu bersama pemanasan global itu terjadi karena diakibatkan oleh efek rumah kaca.

Apa itu efek rumah kaca ? Efek rumah kaca atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah green house effect adalah suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang tersebut dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dile­pas­kan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan bumi. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga bumi menjadi semakin panas. Efek rumah kaca itu sendiri terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon (CFC) di atmosfir. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh kenaikan berbagai jenis pembakaran di permukaan bumi seperti pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang melampaui kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut.

Kenapa gas-gas ini sering disebut sebagai gas rumah kaca ? Salah satu alasannya adalah mekanisme pemanasan ini sama seperti yang terjadi di rumah-rumah kaca yang digunakan untuk perkebunan di negara-negara sub tropika seperti di Eropa dan Amerika Serikat. Biasanya para petani menggunakan rumah kaca di saat musim dingin tiba. Tanaman-tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca ini akan tetap hidup dan tidak mati membeku oleh pengaruh musim dingin karena kaca akan menghalangi panas metahari yang masuk dan memantulkan kembali keluar. Rumah kaca ini bisa digunakan untuk pembibitan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Rumah kaca ini sendiri sudah ada sejak abad ke-16 di Eropa dan biasa digunakan untuk membudidayakan mawar, lobak, sawi, brokoli, atau tanaman lainnya di musim dingin.

SOLUSI

·         Stop penebangan hutan dan melakukan gerakan penghijauan
·         Kurangi konsumsi BBM
·         Gunakan produk yang ramah lingkungan
·         Kurangi penggunaan/pembelian barang-barang yang terbuat dari plastik karena hampir semua sampah plastik akan menghasilkan gas yang berbahaya ketika dibakar dan dapat mencemarkan lingkungan.
·         hemat dalam pemakaian air dan pemakaian energi listrik.
·         Kurangi penggunaan bahan-bahan yang mengandung aerosol.
·         Sebagai tambahan, Kampanye-kan program gerakan stop global warming! Biar semua orang lebih peduli dengan Bumi kita.


»»  READMORE...

PENTINGNYA PENGEMBANGAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KERJA ( by Dilla Ayu )


PENGERTIAN PROFESIONALISME

Ada cukup banyak definisi yang pernah dikemukakan para pakar tentang profesionalisme. Definisi-definisi itu tentu dirumuskan dengan penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan tujuan dan sudut pandang pakar yangmengajukannya. Karenanya, tidak jarang orang awam justru dibuat bingung dengan banyaknya definisi tersebut (Cf. Richard de George, 1986: 337).
Sebenarnya secara denotatif saja orang dapat menjelaskan makna profesionalisme dengan menunjuk jenis-jenis peekerjaan tertentu seperti bidang kedokteran, arsitektur, konsultan dan lain sebagainya. Namun cara pendekatan ini tidak akan begitu memuaskan, karena selain tidak bisa mewakili semua jenis pekerjaan juga tidak mampu menangkap pelbagai nilai atau aspek yang inherent pada istilah tersebut. Oleh karena itu, tanpa menyepelekan konsepsi yang dapat dibuat secara sederhana, upaya untuk melacak definisi yang dapat diandalkan sangat penting. Dalam hal ini kita perlu membedakan terlebih dulu istilah profesi, profesional, dan profesionalisme.
Pada umumnya orang menggunakan istilah profesionalisme untuk menunjukkan etos kerja yang profesional. Seseorang atau sekelompok orang yang memiliki profesionalisme tinggi dapat dinilai sebagai jaminan bahwa orang atau kelompok orang tersebut memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi atas pekerjaan dan komunitas yang terkait dengan pekerjaannya tersebut.
Dengan pengertian tersebut, profesionalisme dapat dipandang pula sebagai spirit atau bahkan sikap hidup yang dimiliki individu dan/ atau kelompok yang menempatkan pekerjaan sebagai hal yang perlu dijalankan dengan penuh tanggungjawab dan seoptimal mungkin. Profesionalisme akan menentukan reputasi dan masa depan pekerjaan seseorang, sebab dengan menjunjung tinggi sikap hidup ini maka rasa hormat dan kepercayaan orang lain akan semakin meningkat, yang berarti juga akan meningkatkan nilai diri dan imbalan (reward) dari hasil pekerjaannya. 

PENTINGNYA PROFESIONALISME DI LINGKUNGAN KERJA 

Tuntutan profesionalisme di lingkungan kerja sebenarnya sangat masuk akal dan dapat dipahami siapapun yang memiliki motivasi berprestasi secara maksimal. Setidaknya ada dua alasan terkait yang bisa dikemukakan di sini. Pertama, haruslah diakui bahwa tantangan yang paling besar untuk berprestasi dewasa ini adalah arah arus yang lebih kuat dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang daripada sebaliknya. Masuknya perusahaan-perusahaan multinasional seperti KFC, IBM, Sony, dan lain-lain, merupakan bukti nyata dari kondisi tersebut. Belum lagi serbuan gelombang informasi dan telekomunikasi dari negara-negara maju yang dari waktu ke waktu semakin gencar mempengaruhi sikap dan pandangan hidup masyarakat dunia ketiga. Konsekuensi dari kondisi ini adalah munculnya pelbagai tata nilai, standar, atau bahkan tuntutan (seperti pemberlakuan ISO 9000, ISO 14000) yang secara tak terelakkan harus dipenuhi, terutama oleh masyarakat dunia ketiga.
Harus diakui pula bahwa nilai-nilai profesionalisme lahir dan berkembang di dunia Barat yang telah lebih dahulu maju di bidang ilmu dan teknologi. Itulah sebabnya, bagi masyarakat Barat (dan negara- negara maju lainnya) profesionalisme tidak lagi dipandang sebagai hal yang rumit atau beban berat, sebab hal itu telah menjadi bagian dari budaya hampir setiap orang. Siapa saja yang pernah mengalami hidup di negara-negara maju seperti USA, Canada, Jepang, atau negara-negara Eropa, akan dapat menyaksikan bahwa nilai-nilai profesionalisme telah ditanamkan sejak usia kanak-kanak. Itulah sebabnya, di negara-negara tersebut di samping sangat umum orang bekerja secara profesional, penghargaan terhadap tenaga dan pekerjaan seseorang (baik itu tenaga dan pekerjaan diri sendiri maupun orang lain) sangat tinggi.
Selain itu juga semakin umum diterima masyarakat bahwa ukuran dari pekerjaan yang baik adalah tingginya kinerja yang setinggi dengan gaji yang diperoleh. Orang Amerika yang melihat pekerjaan sekadar sebagai transaksi ekonomi yang menyediakan sarana untuk bertahan hidup semakin berkurang, dan sebaliknya mereka yang melihat kerja sebagai sarana ekspresi diri (self-expression) dan pengembangan diri (self-development) semakin meningkat.
Menyaksikan fenomena semacam itu, sangatlah jelas bagi kita bahwa profesionalisme merupakan hal yang tak dapat ditawar-tawar lagi oleh siapapun yang memasuki arena globalisasi. Profesionalisme tidak saja merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam persaingan global, tetapi juga merupakan salah satu norma kerja yang harus eksis di setiap organisasi. 

MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME DIRI

Meskipun setiap organisasi berkepentingan untuk mengembangkan profesionalisme di lingkungannya, terutama untuk lebih mengefektifkan pelayanan kepada masyarakat luas, menjalankan pekerjaan secara profesional sebenarnya merupakan tanggungjawab setiap individu di dalam organisasi tersebut. Begitu seorang diterima sebagai pegawai secara otomatis dia harus memiliki komitmen untuk menempatkan pekerjaannya sebagai profesi yang harus dilakukan secara profesional.
Sonny Keraf & Robert Imam (1991) menyebutkan tiga prinsip yang perlu mendapat perhatian manakala individu dalam organisasi ingin mengembangkan profesionalisme diri, yakni:
1.       Tanggung-Jawab
Diri yang prifesional sekurang-kurangnya bertanggungjawab pada dua hal: (a) baik pelaksanaan maupun hasil pekerjaan, dan (b) dampak pekerjaannya pada masyarakat luas. Maksud dari tanggungjawab yang pertama adalah bahwa kaum profesional harus bekerja sebaik-baiknya sehingga hasilnya tidak saja memenuhi standar yang diharapkan tetapi juga bisa lebih dari itu. Untuk dapat memenuhi tuntutan tanggungjawab ini kaum profesional perlu memiliki kompetensi yang prima (yang terwujud melalui keahlian dan ketrampilannya), kondisi yang prima (fisik, psikis, ekonomis-keluarga, suasana & lingkungan kerja), serta mampu bekerja secara efisien dan efektif.
Sedang maksud dari tanggungjawab kedua adalah bahwa diri yang profesional dituntut untuk selalu mempertimbangkan dampak pekerjaannya terhadap orang lain atau masyarakat luas. Dalam hal ini minimal dia harus mencegah dampak yang akan merugikan pihak lain, dan maksimal dia harus menghasilkan hal-hal yang berguna bagi orang banyak.
2.       Keadilan
Maksud dari keadilan adalah memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa siapapun yang ingin tampil secara profesional dituntut untuk menghormati hak-hak pihak lain seperti dia menghormati hak-hak pribadi.
3.       Otonomi
Otonomi tak dapat diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Orang yang memiliki otonomi akan terikat pada tanggungjawab atas penerapan otonominya itu. Justru orang yang otonominya dirampas yang akan melimpahkan tanggungjawab atas perbuatannya pada pihak lain.
Diri yang profesional adalah diri yang otonom. Otonomi ini sangat penting bagi pelaksanaan kerja, khususnya untuk membuat keputusan- keputusan atau pengembangan kinerja. Untuk melaksanakan otonomi ini kaum profesional mendasarkan diri pada kode etik yang berlaku. Kode etik adalah pegangan umum yang mengikat para profesional di bidang-bidang tertentu agar dapat mewujudkan otonominya dengan penuh tanggung jawab . Dengan adanya kode etik ini kaum profesional diharapkan dapat mengamalkan otonomi yang dimilikinya bagi kepentingan masyarakat luas. 

RESUME

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa profesionalisme merupakan tantangan yang harus direspon secara positif. Di tengah maraknya persaingan yang kian ketat, setiap inidividu ataupun organisasi tanpa kecuali dituntut untuk lebih profesional dalam menjalankan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Untuk mewujudkan ataupun mengembangkan profesionalisme setiap organisasi dapat melakukan pendekatan struktural maupun kultural. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Namun yang lebih penting untuk diperhatikan adalah bahwa yang perlu menggalakkan pengembangan profesionalisme sebenarnya tidaklah organisasi secara sepihak, tetapi juga para individu yang bekerja dalam organisasi tersebut. Untuk mengembangkan profesionalisme diri setidaknya ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yakni tanggungjawab, keadilan dan otonomi.
»»  READMORE...